Taliabu, Detikharianpos.com – Kantor Bawaslu Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara, menjadi arena ketegangan pada Rabu, (21/8). Pengacara Mursid Ar Rahman mengalami ancaman fisik dari staf Bawaslu setelah melaporkan pencatutan identitas kliennya oleh pasangan calon bupati independen.
Pada pagi hari sekitar pukul 10.00 WITA, Mursid Ar Rahman memasuki Kantor Bawaslu Pulau Taliabu dengan maksud melaporkan pencatutan identitas kliennya. Identitas tersebut digunakan tanpa izin untuk kepentingan politik salah satu pasangan calon bupati independen.
Namun, Mursid tidak mendapatkan respons yang layak. Sebaliknya, ia terlibat dalam perdebatan sengit dengan staf Bawaslu berinisial L. Perdebatan yang awalnya hanya soal administratif segera berubah menjadi perdebatan sengit yang menegangkan.
Staf L diduga mendorong Mursid hingga terjadinya cekcok di luar kantor Bawaslu. Situasi semakin memanas ketika staf L mengajak Mursid berkelahi, sementara staf lainnya, berinisial S, turut menambah ketegangan dengan ancaman akan menampar Mursid.
Ancaman tersebut terjadi di luar kantor (depan teras), di mana Mursid merasa terancam dan tidak aman. Insiden ini menambah masalah yang dihadapi Mursid, yang sudah tertekan karena dugaan pencatutan identitas kliennya untuk kepentingan politik.
Mursid, dengan kecewa mendalam, menyatakan akan membawa kasus ini ke Polres Pulau Taliabu dan DKPP RI. Ia menilai tindakan staf Bawaslu tersebut tidak hanya melanggar kode etik tetapi juga merusak reputasi lembaga pengawasan tersebut.
Pihak Bawaslu Pulau Taliabu hingga kini belum memberikan tanggapan resmi mengenai insiden tersebut. Tim media masih berusaha menghubungi pihak Bawaslu untuk mendapatkan penjelasan dan langkah-langkah yang akan diambil dalam menanggapi laporan Mursid.
Insiden ini menjadi sorotan publik, menggarisbawahi pentingnya penegakan kode etik dan profesionalisme di lembaga-lembaga penyelenggara pemilu. Masyarakat berharap agar pihak berwenang segera menindaklanjuti dan memberikan kejelasan.
Sumber: Mursid Ar Rahman, S.H
